Setelah hampir 8 tahun memimpin Gaza termasuk di dalamnya masa blokade, Hamas berada di penghujung pemerintahannya, dan rakyat Palestina tengah menanti pengumuman cabinet pemerintahan Palestina bersatu, yang seharusnya diumumkan dua hari lalu. Beragam komentar dilontarkan di kalangan rakyat Palestina, namun mayoritasnya menyebutkan bahwa pemerintahan Hamas yang mampu menanggung beban yang mungkin tidak mampu dipikul pemerintahan besar sekalipun untuk rakyatnya.
Mahmud Yazji (21) menyatakan kepada koresponden Pusat Informasi Palestina, pemerintahan Hamas mengalami blokade mencekik sejak hari pertamanya memerintah, namun demikian mampu merealisir sejumlah capaian meski sedikit, menurutnya capaian terbesar pemerintah adalah deal pertukaran tawanan dengan membebaskan para tawanan dari penjara Israel, pertukaran ini banyak mendapat sorotan media dan menarik empati dunia.
Seorang warga lainnya, Siham melihat penertiban para pemegang senjata illegal dan mengendalikan kekayaan sejumlah keluarga termasuk capaian besar Hamas selama berkuasa, menurutnya Hamas harus menyerahkan kendali sejak blokade, dan itu bukan aib karena ketidakmampuan memikul tanggungjawab di pundaknya, ungkap Siham.
Capaian Bidang Keamanan
Seorang mahasiswa Miyar Ahmad (22) setuju bahwa Hamas banyak meraih capaian selama memerintah, seperti keamanan internal, dan memerangi spionase dan agen zionis, termasuk mengendalikan kelompok bersenjata.
Ahmad menambahkan, capaian penting lainnya adalah responsip terhadap tuntutan rakyat menyelesaikan rekonsiliasi, dan bila tercapai pemerintahan bersatu, maka itu adalah hasil terbesar yang diraih pemerintahan Hamas.
Namun Ahmad menyayangkan sikap Hamas mendukung Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir, di tengah ancaman yang menimpa jamaah tersebut, dan intimidasi terhadap Hamas di Gaza.
Persoalan keamanan yang diraih Hamas selama memerintah nampaknya hasil terbesar yang banyak diapresiasi warga Gaza, meski dengan prosentase beragam. Seorang nelayan, Said Shoidi (56) mengakui secara internal keamanan di Gaza berhasil direalisir Hamas, namun ia dan warga lainnya kehilangan situasi aman saat Israel menggelar agresi ke Gaza.
Sebagai nelayan di laut, Said mengapresiasi atas perkembangan di pelabuhan Gaza yang menjadi tempat berlindung bagi warga Gaza.
Pemerintahan Perlawanan
Seorang mahasiswa Lama Abdul Hadi (20) ingin memisahkan antara Hamas sebagai gerakan dan sebagai pemerintah. Menurutnya, peran dakwah gerakan Islam sejak meraih kemenangan pemilu tahun 2006 hampir tak terlihat, namun kami sebagai bangsa Palestina di Gaza mengapresiasi peran militer dan perlawanan yang dilakukan Hamas, yang tak bisa dipungkiri, dan kita merupakan bangsa yang tak boleh meninggalkan perlawanan.
Sementara berkaitan dengan pemerintahan, meski di tengah kesulitan yang mendera, Hamas mampu menghadapi dua agresi dengan kerugian minim. Pemerintah juga berhasil menarik empati dan dukungan materi dari sejumlah negara, terutama Qatar, yang mampu meringankan penderitaan akibat blokade.
Kebebasan berekspresi yang diberikan kepada gerakan Fatah, untuk menggelar festifal di lapangan Saraya untuk memperingati Miladnya, dianggap sebagai kebaikan dan keseriusan Hamas menerapkan kesepakatan rekonsiliasi, dan juga mengapresiasi kesuksesan Hamas merealisir keamanan internal dan mendisiplinkan masyarakat dalam titik tertentu.
Namun keamanan semata tak cukup kata seorang warga lainnya, Hamas dianggap seperti pemerintahan sebelumnya yang tak mampu menyediakan lapangan kerja. Seharusnya perubahan dan reformasi diterapkan dengan cara yang lebih baik. (qm)
http://www.infopalestina.com/ms/default.aspx?xyz=U6Qq7k%2bcOd87MDI46m9rUxJEpMO%2bi1s7FBy6jVkNJtxN21S8CqWxnXNqMTND5%2f8sHYB%2b0WPIgvrezsgVYyeEE9r%2b6qJKPY0ZzlSzQ5PEUTTQpmj8buvANrajmzFbyqRQEj4VRiGxUIU%3d
Posting Komentar